Sabtu, 29 Juni 2013

Pengertian PAIKEM PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian. Kesimpulan Pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran tematik sering juga disebut dengan pembelajarn terpadu dan dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approch, acoherent curriculum approch. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh john Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa-siswi dan kemampuan pengetahuannya (Beans, 1933 dalam sa’ud,dkk., 2006). Ia memberikan pengertian bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa-siswi dalam pembentukan pengetahuan berdsarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Pada umumnya pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa-siswi, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajan yang menjadikan aktifitas pembelajan itu relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktifitas formal maupun invormal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa-siswi untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. BAB II PEMBAHASAN A. Landasan yuridis dalam pembelajan tematik Landasan yuridis bagi pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Landasan yuridis tersebut adalah undang-undag No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yag menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bab V, pasal 1 b). Menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. B. Kurikulum pembelajaran tematik 1. Pengorganisaian kurikulum Pengorganisasian kurikulum pembelajaran tematik merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermkana karena senantiasa mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sejalan dengan hal tersebut masing-masing siswa-siswi membangun sendiri pemahaman terhadap konsep atau pengetahuan yang baru dan mereka menjadi arsitek dan pembangun gagasan tersebut. Menurut Nasution, S., (dalam Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003). Dilihat dari organisasi kurikulum pada umumnya ada 3 tipe kurikulum pembelajaran, yakni: separated subject curriculum, currelated curriculum , dan integrated curriculum. v Separated subject curriculum Tipe ini bahan dikelompokkkan pada mata pelajaran yang sempit, di dalamnya antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. v Correlated curriculum Adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri (karakteristik) tiap bidang studi tersebut. Hubungan korelasi antar mata pelajaran tersebut dapat di lakukan melalui beberapa cara, antara lain: Ø Insidental Ø Hubungan yang lebih erat Ø Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan. v Integrated curriculum Secara istilah, integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan penyatuan dau penggabungan, dari dua objek atau lebih (Wedawati (1990) dalam Darwin (2001)). Hal ini sejalan dengan pengertian yang di kemukakan oleh Poerwardaminta (1997), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu kebulatan atau menjadi utuh. Dalam integrated curriculum pelajaran di pusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu. Apa yang di sajikan di sekolah, disesuakan dengan kehidupan siswa-siswi di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membatu siswa-siswi dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah. Biasanya bentuk kurikulum semacam ini di laksanakan melalui pelajaran unit, di mana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi sswa-siswi yang di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah, pebelajar diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antra satu dengan yang lainnya. Pada skala praktis intregrated curriculum menurut Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003 memiliki beberapa kelebihan dan manfaat, antara lain: Ø Segala permasalahan yang di bicarakan dalam unit sangat bertalian erat. Ø Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar. Ø Memungkunkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat. Ø Sesuai dengan ide demokrasi, dimana siswa-siswi di rangasang untuk berfikir sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerja sama dalam kelompok. Ø Penyajian bahan di sesuaikan dengan kesanggupan (kemampuan) individu, minat dan kematangan siswa0siswi baik secara individu maupun secara kelompok. Selain kelebihan sebgaimana di kemukakan di atas, integrated curriculum menurut Nurdin, S dan Usman B.M, 2003 juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu: Ø Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini. Ø Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis. Ø Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi atau materi. Ø Kurang memungkinkan untuk di laksanakan ujuian umum. Ø Siswa-siswi di anggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum. Ø Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut. 2. Klasifikasi pengintegrasian tema v Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menautka dua atau lebih bidang ilmu yang serumpun. Misalnya di bidang ilmu alam, menautkan antara dua tema dalam fisika dan biologi yang memiliki relevansi atau antara tema kimia dan fisika. Misalnya tema metabolisme dapat di tinjau dari biologi maupun kimia. Begitulah dengan tema-tema yang relevan pada bidang ilmu sosial seperti antara sosiologi dan geografi. Jadi sifat perpaduan dalam model ini adalah banyak dalam satu rumpun bidang ilmu saja (interdisipliner). v Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan antar disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial dengan bidag ilmu alam. Sebagai contoh, tema energi merupakan tema yang dapat di kaji dari bidang ilmu yang berbeda baik dalam bidang ilmu sosial (kebutuhan energi dalam masyarakat) maupun dalam bidang ilmu alam bentuk-bentuk energi dan teknologinya. Jadi dengan demikian jelas bahwa dalam model ini suatu tema tersebut dapat di kaji dari dua sisi budang ilmu yag berbeda (antar disilpin ilmu). v Pengintegrasian di dalam satu dan beberapa disiplin ilmu Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang paling kompleks karena menautkan antar disiplin ilmu yang serumpun sekaligus bidang ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial, bidang ilmu alam, teknologi maupum ilmu agama. Sebagai contoh, tema rokok merupakkan tema yang dapat di kaji dari berbagai bidang ilmu yag berbeda. Di bidang ilmu sosial dapat di kaji dampak sosilal merokok dalam masyarakat, (sosiologi), aspek pembiayaan ekinomi bagi perokok (ekonomi), dalam bidang ilmu alam, dapat di kaji bahaya rokok bagi kesehatan (biologi), kandungan kimiawi rokok (kimia), unsur radio aktif (radon) dalam daun tembakau (fisika). Sedangkan di bidang ilmi agama datap di kaji bahwa rokok merupakan perbuatan yang sia-sia (makruh hukumnya). Jadi dengan demkian nampak jelas bahwa dalam model ini suatu tema tersebut dapat di kaji dari dua sisi, yaitu dalam satu bidang ilmu (interdisipiln) maupun dari bidang ilmu yang berbeda (antar disiplin ilmu). Dengan demikia semakin jelaslah kebemaknaan pembelajaran itu, karena pada dasarnya tak satupun permasalahan (konsep) yang dapat di tinjau hanya dari satu sisi saja. BAB III KESIMPULAN Pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa-siswi, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. Landasan yuridis bagi pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Landasan yuridis adalah undang-undag No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yag menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bab V, pasal 1 b). Menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
unsyur intrinsik pada film “ sibawah naungan ka’bah  tema novel ini bertemakan tentang kisah cinta yang terhalang karena perbedaan kelas sosial.  alur novel ini mempunyai alur maju mundur.  setting/latar 1. .latar tempat a) di mekah b) di kota padang c) di puncak gunung padang d) di pesisir arau 2.latar waktu a) tahun 1927 b) bulan ramadan, bulan syawal c) bulan zulhijjah d) bulan zulhijjah e) bulan zulhijjah f) Sore g) Malam 1. latar suasana a)suasana sedih b) suasana bahagia  d.penokohan a) hamid : tabah dan sabar serta tegar, badannya kurus lampai, rambutnya hitam berminyak, sifatnya pendiam, suka bermenung seorang diri kutipan : ...seorang anak muda yang baru berusia kira-kira 23 tahun, badannya kurus lampai, rambutnya hitam berminyak, sifatnya pendiam, suka bermenung seorang diri... b) zainab : seorang gadis yang baik, walaupun ia anak orang kaya tetapi dia mau berteman dengan orang miskin c) haji ja'far : haji ja'far mempunyai watak baik hati dan dermawan. d) mak asiah : dermawan dan rendah hati, memiliki rasa belas kasihan, penyanyang. e) ibu : pemarah, putus asa,penyabar, seorang yang penuh kasih sayang. f) saleh : setia kawan. g) rosna : setia dan teguh hati. e. sudut pandang sudut pandang yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang narator-pengamat. h. amanat segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. kita sebagai manusia boleh berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, namun allah jugalah yang menentukan semua itu. unsur ekstrinsik a) nilai pendidikan “sekolah-sekolah agama yang di situ mudah sekali sayamasuki, karena lebih dahulu saya mempelajari ilmu umum, saya hanya tinggal memperdalam pengertian dalam perkara agama saja, sehingga akhirnya salah seorang guru menyarankan saya mempelajari agama di luar sekolah , sebab kepandaian saya dalam ilmu umum”. b) nilai agama “ ibu pun menunjukkan kepadaku beberapa do’a dan bacaan, yang menjadi wirid dari almarhum ayah semasa mendiang hidup, mengharapkan pengharapan yang besar-besar kepada tuhan serwa sekalian alam memohon belas kasihannya ”. c) nilai moral “ …maka pada dirinya saya dapati beberapa sifat yang tinggi dan terpuji, yang agaknya tidak terdapat pada pemuda-pamuda yang lain baik dari kalangan kaya dan bangsawan sekalipun. sampai pada saat yang paling akhir daripada kehidupan ayahku, belum pernah ia menunjukkan perangai yang tercela. wahai ros saya tertarik benar kepadanya” d) nilai sosial ...kemiskinan telah menjadikan ibu putus harapan memandang kehidupan dan pergaulan dunia ini, karena tali tempat bergantung sudah putus dan tanah tempat berpijak sudah terban... ”
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Konsep waktu dan sejara memang tidak dapat kita pisahkan satu sama lain seperti halnya , seperti halnya cangkir dan lepeknya. Namun hal yang sangat penting dalam konsep waktu dan sejara, tiada lain berisi tentang kejadian masa lampau yang memberikan sebuah pengetahuan, pengalaman serta ilmu buat memperbaiki sebuah sejara untuk cerminan bagi kehidupan. Agar hal yang terjadi yang kurang baik bisa diperbaiki sesuai dengan apa yang diingankan. Dari perjalanan di atas tentang waktu, khususnya konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya. Periodisasi/pembabakan waktu sejarah Indonesia menurut Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, dibagi menjadi 4 periode, yaitu: zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern. Tetapi secara graris besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Maka dari itu untuk lebih jelasnya kelompok kami akan mengupas lebih dalam lagi tentang konsep waktu dan sejara sesuai dengan kemampuan kami. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa kaitannya tentang waktu dan sejarah ? 2. Bagaimana cara mengaitkan masa lampau dengan masa sekarang ? 3. Apakah perbedaan sosial masa lampau dengan sosial masa sekarang ? 4. Apakah sejara penting bagi kehidupan ? 5. Apakah pengertian sejara itu sendiri ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui hubungan waktu dan sejara. 2. Untuk mendeskripsikan cara mengaitkan masa lampau dengan masa sekarang. 3. Untuk mendeskripsikan perbedaan sosial masa lampau dengan sosial masa sekarang. 4. Untuk mengetahui arti penting sejara bagi kehidupan. 5. Untuk mengetahui arti sejara itu sendiri BAB II PEMBAHASAN KONSEP WAKTU DAN SEJARA 2.1 Pengertian waktu dalam sejara Waktu tentu bukanlah hal yang sangat asing bagi kehidupan masa kini Karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dibatasi oleh waktu. Apakah definisi tentang waktu yang sebenarnya ? Waktu (time) merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang (space), kegiatan manusia (human activity). Perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Ia merupakan unsur penting dari sejarah yaitu kejadian masa lalu. Dengan kata lain waktu merupakan konstruksi gagasan yang digunakan untuk memberi makna dalam kehidupan di dunia. Manusia tak dapat dilepaskan dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri. Masyarakat mempunyai banyak pandangan yang relatif tentang waktu, misalkan kalau kita lihat masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masyarakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang berulang tanpa akhir. Dari perjalanan di atas tentang waktu, khususnya konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya. Contohnya sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam 3 periode yaitu zaman klasik/kuno, zaman pertengahan dan zaman modern. Tetapi secara garis besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman prasejarah yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. 2.2 Pengertian Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajara”, artinya terjadi. Sedangkan kata “Syajaratun” artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udara yang mempunyai cabang, dahan, dan daun, bunga serta buah. Dalam bahasa Belanda yaitu “geschiedenis” (dari kata geschieden yang berarti terjadi). Dalam bahasa Jerman “geschichte” (dari kata geschiehen yang berarti terjadi). Dalam bahasa Inggris “history” (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui karena penyelidikan) atau mengandung arti belajar dengan cara bertanya. Sedangkan menurut para ahli sebagai berikut : Menurut Aristoteles seorang filsuf Yunani kata historia berarti penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat gejala alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Menurut Ismaun, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat masa sekarang serta sebagai arah cita-cita masa depan. Menurut Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang pada umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda lain. James Bank, sejarah adalah semua peristiwa masa lampau (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah. Ada beberapa hal yang dilontarkan oleh kuntowijoyo tentang sejarah, bahwa dapat diartikan menjadi dua macam pengertian, ada diartikan secara negatif ada pula dengan cara positif. Dalam pengertian tersebut dapat kita simpulkan yang termasuk sejara dalam arti negatif diantaranya :  Sejara itu bukan metos  Sejara itu bukan filsafat  Sejara itu bukan ilmu alam  Sejara itu bukan sastra Sedangkan dalam arti positif diantaranya :  Sejara adalah ilmu tentang manusia  Sejara adalah ilmu yang mempunyai makna sosial  Sejara adalah ilmu yang tertentu, satu-satunya dan terencana  Sejara ilmu tentang waktu Maka dari itu sejara pada dasarnya tidak hanya mempunya arti dari segi positifnya saja melainkan dari segi negatif juga ada. Dari pengertian tersebut, sejara juga mempunyai kegunaan tertentu. Guna sejara dalam kehidupan tentu tiada lain sebagai sumber pengetahuan bagi kita untuk mengetahui kejadian masa lampau. Adapula guna sejara secara intrinsik dan juga secara ekstrinsik. Yang termasuk guna sejara intrinsik diantaranya : sejara sebagai ilmu, sejara sebagai cara mengetahui masa lampau dan sejara sebagai pernyataan pendapat. Sedangkan guna sejara ekstrinsik diantaranya : pendidikan moral, sejarah sebagai pendidikan perubahan, dan sejara sebagai pendidikan keindahan. 2.3 Konsep Waktu dan Sejara Sejara pada dasarnya berkaitan dengan waktu, tentu tidak akan terlepas antara waktu dan sejara. Sejara merupakan tragedi masa lampau yang diceritakan pada masa sekarang. Dari perjalanan masa lampau sampai masa kini tentu memerlukan waktu yang begitu lama, disitlah hubungan sejara dengan waktu. Apalagi dalam sejara dipelajari tentang waktu dalam berinteraksi. Hal ini sudah menjadi konsep waktu dalam sejara yang didalamnya berisi tentang periodisasi dan kronologi. a) Periodisasi Periodisasi adalah pembabakan masa atau waktu yang digunakan untuk mengetahui berbagai peristiwa dalam sejarah. Misalkan periodisasi sejara Indonesia. Dalam sejara indonesia tersusun periodisasi antara lain : 1. Prasejarah (jaman batau dan jaman logam ) 2. Masuk dan berkembangnya pengaruh budaya India 3. Masuk berkembangnya islam 4. Zaman colonial 5. Zaman pendudukan jepang 6. Revolusi kemerdekaan 7. Masa orde lama 8. Masa orde baru 9. Masa reformasi Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok. b) Kronologi Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari kata krono/chrono yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Dengan kata lain kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah. Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya . Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat . Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat) . Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah. Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya . Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat . Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat) . Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah. \ Mamfaat kronologi adalah sebagai berikut :  Dapat membantu menghindarkan kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.  Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu.  Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama. Tujuan kronik adalah :  Membantu menghindari terjadinya kerancuan.  Merekontruksi peristiwa sejara dimasa lalu berdasarkan urutan waktu yang dengan tepat.  Menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama. Dari segi itu kita dapat mengetahui bahwa konsep waktu dan sejara memang tidak dapat kita pisahkan, karena antara waktu dan sejara saling berkaitan satu sama lain. Sejara pada hakikatnya adalah kejadian masa lampau, sedangkan masa lampau berkaitan dengan waktu dimana kejadian itu terjadi. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Konsep waktu dan sejara sudah kita bahas bersama, yaitu antara waktu dan sejara itu saling berhubungan satu sama lain. Namun dari segi itu antara konsep waktu dan sejara ada sebuah preodisasi dan kronologi. Dalam kronologi terdapat beberapa mamfaat. Mamfaat kronologi adalah sebagai berikut :  Dapat membantu menghindarkan kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.  Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu.  Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sedangkan Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah. Tujuan dari kronik :  Membantu menghindari terjadinya kerancuan.  Merekontruksi peristiwa sejara dimasa lalu berdasarkan urutan waktu yang dengan tepat.  Menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama. DAFTAR PUSTAKA • http://londo43ver.blogspot.com/2012/09/konsep-waktu-dalam-sejarah.html#ixzz2OeQsbseL. • Djojo Suradisastra, dkk. (1992). Pendidikan IPS III, Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti. • Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIPUniversitas Negeri Yogyakarta. • Husein Achmad, dkk. (1982). Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS IKIP.
RPP dan SILABUS MATEMATIKA KD. MENJUMLAH DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Oleh : Semester III (D) Andi wapa 201110132 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO 2011 / 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VI / II (Genap) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. C. Indikator 1. Kognitif Produk: a. Membandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan.. b. Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan. c. Melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan. Proses: a. Menyelesaikan pertanyaan dalam LKS secara berkelompok, dalam menyelesaikan bentuk pecahan. b. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru. 2. Afektif Perilaku karakter siswa a. Mengembangkan sikap teliti/tekun saat melakukan diskusi kelompok tentang membandingkan dua pecahan. b. Mengembangkan sikap rasa ingin tahu saat melakukan diskusi kelompok. 3. Psikomotor Menngumpulkan data. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk: Diberikan permasalahan yang berkaitan dengan pengolahan data, siswa dapat mengumpulkan data menggunakan kreatifitasnya sendiri dengan tepat. Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk persen. Siswa dapat menentukan pesentase dari banyak benda. Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal. Proses: a. Diberikan pertanyaan dalam bentuk LKS, secara berkelompok siswa menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam LKS dengan berpedoman pada buku siswa dalam melakukan pekerjaan dengan tepat. 2. Afektif Perilaku karakter siswa Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab, jujur, kerjasama, dan mendengarkan pendapat teman. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: bertanya, menyumbangkan ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, berpikir kreatif dan sistematis. 3. Psikomotor Diberikan LKS, siswa melakukan penjumlahan, pengurangan berbagai bentuk pecahan. E. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Problem Solving Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Tanya jawab, dan Ceramah F. Materi Prasyarat Pengerjaan hitung pecahan. G. Alat/Bahan Peralatan tulis menulis dan buku LKS. H. Materi Pembelajaran Penyajian dan Pengolahan Data 1. Menyajikan Data. 2. Mengolah Data. 3. Menafsirkan Hasil Pengolahan Data. I. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (+ 10 menit) No. Kegiatan Keterlaksanaan Rencana Perbaikan Guru Siswa 1. 2. 3. 4. 5. Guru menyampaikan salam dan berdoa bersama-sama sebelum KBM dimulai (untuk jam pertama). Guru mengecek kehadiran siswa. Apersepsi: Guru membimbing siswa untuk mengingat kembali tentang membaca data dalam bentuk diagram. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Orientasi: Menjelaskan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Motivasi: Guru menjelaskan pentingnya memahami penyajian data dalam kehidupan sehari. Siswa menjawab salam dan dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang mewakili. Siswa menjawab panggilan guru. Siswa menyebutkan macam-macam diagram. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan Inti (+ 55 menit) No. Kegiatan Keterlak-sanaan Rencana Perbaikan Guru Siswa 1. 2. 3. Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah Guru membagikan LKS untuk bahan diskusi kelompok. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pemahaman konsep mengumpulkan dan menyajikan data. Fase 2: Mengorganisir siswa untuk belajar Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok Guru menjelaskan aturan main kerja kelompok Fase 3: Membimbing siswa memecahkan masalah Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa menerima LKS untuk bahan diskusinya, dan menanyakan jika ada hal-hal yang kurang jelas. Siswa membentuk kelompok belajar dan memperhatikan penjelasan guru tentang tugas kelompok. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugasnya. Penutup (+ 15 menit) No. Kegiatan Keterlak-sanaan Rencana Perbaikan Guru Siswa 1. 2. 3. 4. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang baru dilaksanakan. Guru member tes tulis secara individu. Guru meminta ketua kelas atau yang mewakili untuk memimpin doa. Guru mengucapkan salam. Siswa membuat suatu kesimpulan dari hasil pembelajaran. Siswa mengerjakan tes tulis secara individu. Siswa berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang mewakili. Siswa menjawab salam. J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Kurikulum Sekolah (KTSP berkarakter). 2. SI dan SKL Matematika SD (KTSP, Departemen Pendidikan Nasional). 3. Lembar Kerja Siswa. K. Panilaian Hasil Belajar Teknik : Tes Lisan dan Tes Tertulis. Bentuk Instrumen : Kuis dan Isian. Instrumen : Selesaikan Soal-Soal Berikut. a). 2/5 + 1/3 = . . . b). 13/4 + 11/3 = . . . c). 6/7 + 1/4 = . . . d). 21/2 - 18/12 = . . . a). 0,73 + 0,65 = . . . b). 1,418 + 0,8 = . . . c). 0,954 – 0,271 = . . . d). 5,27 – 3,415 = . . . Mengetahui : Situbondo, ………..……… Kepala Sekolah, Guru Kelas, Nip. 19700307 199512 2 001 Nip. 19700120 199903 1 006 AWAL ISMO WAHID, S.Pd NIP. 19700120 199903 1 006 SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah DasarSMP Negeri 1 Panarukan Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VI / II (Genap) Standar Kompetensi : Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan. Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen Instrumen Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Pengerjaan Hitung Pecahan. Membandingkan dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan menggunakan garis bilangan. Membandingkan dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan menyamakan penyebut. Menjumlahkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda. Menjumlahkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda. Menjumlahkan pecahan desimal. Mengurangkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda. Mengurangkan pecahan campuran. Mengurangkan pecahan desimal. A. Kognitif Produk: 1. Menembandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan. 2. Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan. 3. Melakukan pengurangan berbagai bentuk pececahan. Proses: 1. Menyelesaikan pertanyaan dalam LKS secara berkelompok, dalam mengumpulkan data. 2. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru. Tes Tes Tes Tertulis Soal Tes LKS 2x35 Buku Matematika kelas V Kurikulum Sekolah (KTSP berkarakter) Lembar Kerja Siswa. B. Afektif Perilaku Karakter Siswa 1. Mengembangkan sikap teliti/tekun saat melakukan diskusi kelompok tentang membandingkan dua pecahan . 2. Mengembangkan sikap rasa ingin tahu saat melakukan diskusi kelompok. Non Tes Observasi Lembar Pengamatan Karakter Siswa C. Psikomotor Menngumpulkan data. Non Tes Observasi Lembar Penilaian Psikomotor Mengetahui : Situbondo, ……………….. Kepala Sekolah, Guru Kelas, Yustina Titik Riyanti Setya Dwi Jayanti NIP. 19700307 199512 2 001 NIP. 1970nti0120 199903 1 006
BBM naik RAKYAT menjerit Oleh : saya sendiri BBM sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Pada zaman dulu kebutuhan pokok manusia ada tiga macam diantaranya :  Sandang  Papan  Pangan Sedangkan kebututuhan yang lain merupakan kebutuhan yang sewaktu-waktu bisa kita raih. Namun di era sekarang BBM merupakan kebutuhan pokok yang notabeninya setiap individu sudah menganggap sama. Setiap hari, baik kesekola, kepasar, kekantor maupun kuliah membutukan BBM. Hampir bukan hanya setiap hari setiap waktupun dibutuhkan kalau perlu. Sebagai kebutuhan pokok tentu harus disesuaikan pada penghasilan yang dimiliki masyarakat. Baik cara mendapatkan memang tidak harus sulit karena merupakan kebutuhan pokok. Namun bagaimana jika kebutuhan pokok tersebut ( BBM ) menjadi sulit caraa mendapatkannya ? apakah rakyat akan diam saja dengan berpangku tangan, atau mala santai dengan seperti. Saya rasa 95 % akan gelisa dan mencri cara untuk menjadi gampang cara mendapatkannya. Dulu saya masih harga BBM kalau dirumah sudah 4000, namun ketika naik ke 6000 wah masyarakat sekitar kalau perlu tidak mau terhadap sesuatu yang masih menyangkut pada BBM. Wajar namanya juga kebutuhan sehari-hari tentu pengen yang irit. Lalu apakah benar kalau BBM naik rakyatpun menjerit ? jawabannya tentu sudah jelas bahwa sudah saya singgung diatas. Namun secara gris besarnya rakyat sangat menolak jika BBM naik begitupun saya. Karena apa jika BBM naik secara langsung kebutuhan yang ada akan naik juga. Ada beberapa hal sebenarnya yang menjadi PR bagi pemerintah terhadap tugas ini. Bukankah segalah harta dan kekayaan negara adalah bertujuan untuk kemakmuran rakyatnya. Tentu kita pun akan berfikir namun kenapa segala kebijakan tidak merata. Sebenarnya jika tidak mau ada timbul kecemburuan sosial kalau menurut saya pribada kenapa kalau memang menaikkan BBM hanya ingin pendapatan negara tidak ( - ), sebagai pemerintah kan bisa potong gaji pegawai sekian persen agar BBm itu tidak menjadi naik. Saya yakin jika ini terjadi maka ungkapan H.RHOMA IRAMA “ yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin ” sedikit berkurang secara konteks karena rakyat yang miskin sudah bisa membaca kalau sebagian dari gaji pegawai sudah direlakan untuk kepentingan bersama.
Pentingnya berbudaya Oleh : RA’AS Dalam keseharian, baik itu berinteraksi dalam bekerja, sekolah, bermain, baik perkuliahan sekalipun. Manusia tidak akan terlepas pada karakteristik yang ia miliki. Meski pada dasarnya manusia sudah berinterasi dengan manusia yang sangat jauh berbeda pribadinya. Misalnya : orang madura dengan orang bali, hal itu tidak akan merubah karakteristik orang madura tersebut meski orang madura sudah lama berinteraksi dengan orang bali. Hanya saja cara berbicara, berpkaian dan lain-lain, sudah banyak menyerap atau ada proses akulturasi. Budaya adalah ciri khas yang dimiliki dari setiap wilaya seperti pengertia dari budaya tersebut. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Jadi sudah jelas bahwa budaya merupakan hasil pikiran manusia itu sendiri. Pentingnya budaya dalam kehidupan kita, tentu sangat penting sekali karena budaya adalah akal budi atau dalam artian karakteristik masyarakat itu sendiri. Misalnya budaya madura, jawa, bali, batak, dan budaya yang lain. Hal itu sudah menjadi karakteristik tersendiri, keyakinan tersendiri dan kebiasaan tersendiri. Tentu sesuai kesepakatan dan kepercayaan bersama dalam wilaya tersebut. Budaya merupakan hasil pikiran manusia, namun budaya bakan berarti segampangnya bisa dirubah, ataupun bisa diganti dan ditiru oleh masyarakat lain. Sebagai masyaarakat yang baik tentu harus bisa menjaga budayahnya sendiri. Meski terkadang kita lelai dalam budaya kita sendiri sehingga budaya kita diambil oleh masyarakat lain. Misalnya : budaya batik, di era 2000 an. Penduduk indonesia jika memakai batik mala dikatakan orang yang sudah tua atau kuno. Tapi apa yang terjadi ? setela budaya batik sudah dimiliki negara lain, penduduk indonesia baru sadar betapa pentingnya sebuah budaya. Hal ini sudah jelas bahwa kesadaran diri kita terutama, kurang menyadari dalam menjaga budaya itu sendiri sehingga budaya batik sudah ada yang memilikinya. Ada beberapa unsyur kebudayaan yang diungkapkan oleh para ilmuan diantaranya : 1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: o alat-alat teknologi o sistem ekonomi o keluarga o kekuasaan politik 2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya o organisasi ekonomi o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) o organisasi kekuatan (politik) Dari unsyur tersebut muncul beberapa wujud dan komponen kebudayaan : A.Wujud Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. • Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. • Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. • Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. B.Komponen Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu : • Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. • Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. • Lembaga social Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier • Sistemkepercayaan Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. • Estetika Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. • Bahasa Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.