Sabtu, 29 Juni 2013
Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kesimpulan
Pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran tematik sering juga disebut dengan pembelajarn terpadu dan dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approch, acoherent curriculum approch. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh john Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa-siswi dan kemampuan pengetahuannya (Beans, 1933 dalam sa’ud,dkk., 2006). Ia memberikan pengertian bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa-siswi dalam pembentukan pengetahuan berdsarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Pada umumnya pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa-siswi, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka.
Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajan yang menjadikan aktifitas pembelajan itu relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktifitas formal maupun invormal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa-siswi untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan yuridis dalam pembelajan tematik
Landasan yuridis bagi pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Landasan yuridis tersebut adalah undang-undag No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yag menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bab V, pasal 1 b). Menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
B. Kurikulum pembelajaran tematik
1. Pengorganisaian kurikulum
Pengorganisasian kurikulum pembelajaran tematik merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermkana karena senantiasa mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sejalan dengan hal tersebut masing-masing siswa-siswi membangun sendiri pemahaman terhadap konsep atau pengetahuan yang baru dan mereka menjadi arsitek dan pembangun gagasan tersebut.
Menurut Nasution, S., (dalam Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003). Dilihat dari organisasi kurikulum pada umumnya ada 3 tipe kurikulum pembelajaran, yakni: separated subject curriculum, currelated curriculum , dan integrated curriculum.
v Separated subject curriculum
Tipe ini bahan dikelompokkkan pada mata pelajaran yang sempit, di dalamnya antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
v Correlated curriculum
Adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri (karakteristik) tiap bidang studi tersebut. Hubungan korelasi antar mata pelajaran tersebut dapat di lakukan melalui beberapa cara, antara lain:
Ø Insidental
Ø Hubungan yang lebih erat
Ø Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan.
v Integrated curriculum
Secara istilah, integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan penyatuan dau penggabungan, dari dua objek atau lebih (Wedawati (1990) dalam Darwin (2001)). Hal ini sejalan dengan pengertian yang di kemukakan oleh Poerwardaminta (1997), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu kebulatan atau menjadi utuh.
Dalam integrated curriculum pelajaran di pusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu. Apa yang di sajikan di sekolah, disesuakan dengan kehidupan siswa-siswi di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membatu siswa-siswi dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah. Biasanya bentuk kurikulum semacam ini di laksanakan melalui pelajaran unit, di mana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi sswa-siswi yang di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk pemecahan masalah, pebelajar diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antra satu dengan yang lainnya.
Pada skala praktis intregrated curriculum menurut Nurdin, S., dan Usman, B.M., 2003 memiliki beberapa kelebihan dan manfaat, antara lain:
Ø Segala permasalahan yang di bicarakan dalam unit sangat bertalian erat.
Ø Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar.
Ø Memungkunkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.
Ø Sesuai dengan ide demokrasi, dimana siswa-siswi di rangasang untuk berfikir sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerja sama dalam kelompok.
Ø Penyajian bahan di sesuaikan dengan kesanggupan (kemampuan) individu, minat dan kematangan siswa0siswi baik secara individu maupun secara kelompok.
Selain kelebihan sebgaimana di kemukakan di atas, integrated curriculum menurut Nurdin, S dan Usman B.M, 2003 juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu:
Ø Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.
Ø Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.
Ø Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi atau materi.
Ø Kurang memungkinkan untuk di laksanakan ujuian umum.
Ø Siswa-siswi di anggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
Ø Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut.
2. Klasifikasi pengintegrasian tema
v Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu
Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menautka dua atau lebih bidang ilmu yang serumpun. Misalnya di bidang ilmu alam, menautkan antara dua tema dalam fisika dan biologi yang memiliki relevansi atau antara tema kimia dan fisika. Misalnya tema metabolisme dapat di tinjau dari biologi maupun kimia. Begitulah dengan tema-tema yang relevan pada bidang ilmu sosial seperti antara sosiologi dan geografi. Jadi sifat perpaduan dalam model ini adalah banyak dalam satu rumpun bidang ilmu saja (interdisipliner).
v Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu
Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan antar disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial dengan bidag ilmu alam. Sebagai contoh, tema energi merupakan tema yang dapat di kaji dari bidang ilmu yang berbeda baik dalam bidang ilmu sosial (kebutuhan energi dalam masyarakat) maupun dalam bidang ilmu alam bentuk-bentuk energi dan teknologinya. Jadi dengan demikian jelas bahwa dalam model ini suatu tema tersebut dapat di kaji dari dua sisi budang ilmu yag berbeda (antar disilpin ilmu).
v Pengintegrasian di dalam satu dan beberapa disiplin ilmu
Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang paling kompleks karena menautkan antar disiplin ilmu yang serumpun sekaligus bidang ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial, bidang ilmu alam, teknologi maupum ilmu agama. Sebagai contoh, tema rokok merupakkan tema yang dapat di kaji dari berbagai bidang ilmu yag berbeda. Di bidang ilmu sosial dapat di kaji dampak sosilal merokok dalam masyarakat, (sosiologi), aspek pembiayaan ekinomi bagi perokok (ekonomi), dalam bidang ilmu alam, dapat di kaji bahaya rokok bagi kesehatan (biologi), kandungan kimiawi rokok (kimia), unsur radio aktif (radon) dalam daun tembakau (fisika). Sedangkan di bidang ilmi agama datap di kaji bahwa rokok merupakan perbuatan yang sia-sia (makruh hukumnya). Jadi dengan demkian nampak jelas bahwa dalam model ini suatu tema tersebut dapat di kaji dari dua sisi, yaitu dalam satu bidang ilmu (interdisipiln) maupun dari bidang ilmu yang berbeda (antar disiplin ilmu). Dengan demikia semakin jelaslah kebemaknaan pembelajaran itu, karena pada dasarnya tak satupun permasalahan (konsep) yang dapat di tinjau hanya dari satu sisi saja.
BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa-siswi, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. Landasan yuridis bagi pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
Landasan yuridis adalah undang-undag No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yag menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bab V, pasal 1 b). Menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
unsyur intrinsik pada film “ sibawah naungan ka’bah
tema
novel ini bertemakan tentang kisah cinta yang terhalang karena perbedaan kelas sosial.
alur
novel ini mempunyai alur maju mundur.
setting/latar
1. .latar tempat
a) di mekah
b) di kota padang
c) di puncak gunung padang
d) di pesisir arau
2.latar waktu
a) tahun 1927
b) bulan ramadan, bulan syawal
c) bulan zulhijjah
d) bulan zulhijjah
e) bulan zulhijjah
f) Sore
g) Malam
1. latar suasana
a)suasana sedih
b) suasana bahagia
d.penokohan
a) hamid : tabah dan sabar serta tegar, badannya kurus lampai, rambutnya hitam berminyak, sifatnya pendiam, suka bermenung seorang diri
kutipan :
...seorang anak muda yang baru berusia kira-kira 23 tahun, badannya kurus lampai, rambutnya hitam berminyak, sifatnya pendiam, suka bermenung seorang diri...
b) zainab : seorang gadis yang baik, walaupun ia anak orang kaya tetapi dia mau berteman dengan orang miskin
c) haji ja'far : haji ja'far mempunyai watak baik hati dan dermawan.
d) mak asiah : dermawan dan rendah hati, memiliki rasa belas kasihan, penyanyang.
e) ibu : pemarah, putus asa,penyabar, seorang yang penuh kasih sayang.
f) saleh : setia kawan.
g) rosna : setia dan teguh hati.
e. sudut pandang
sudut pandang yang digunakan oleh pengarang adalah sudut pandang narator-pengamat.
h. amanat
segala sesuatu membutuhkan pengorbanan. kita sebagai manusia boleh berencana, berharap dan berusaha semaksimal mungkin, namun allah jugalah yang menentukan semua itu.
unsur ekstrinsik
a) nilai pendidikan
“sekolah-sekolah agama yang di situ mudah sekali sayamasuki, karena lebih dahulu saya mempelajari ilmu umum, saya hanya tinggal memperdalam pengertian dalam perkara agama saja, sehingga akhirnya salah seorang guru menyarankan saya mempelajari agama di luar sekolah , sebab kepandaian saya dalam ilmu umum”.
b) nilai agama
“ ibu pun menunjukkan kepadaku beberapa do’a dan bacaan, yang menjadi wirid dari almarhum ayah semasa mendiang hidup, mengharapkan pengharapan yang besar-besar kepada tuhan serwa sekalian alam memohon belas kasihannya ”.
c) nilai moral
“ …maka pada dirinya saya dapati beberapa sifat yang tinggi dan terpuji, yang agaknya tidak terdapat pada pemuda-pamuda yang lain baik dari kalangan kaya dan bangsawan sekalipun. sampai pada saat yang paling akhir daripada kehidupan ayahku, belum pernah ia menunjukkan perangai yang tercela. wahai ros saya tertarik benar kepadanya”
d) nilai sosial
...kemiskinan telah menjadikan ibu putus harapan memandang kehidupan dan pergaulan dunia ini, karena tali tempat bergantung sudah putus dan tanah tempat berpijak sudah terban...
”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Konsep waktu dan sejara memang tidak dapat kita pisahkan satu sama lain seperti halnya , seperti halnya cangkir dan lepeknya. Namun hal yang sangat penting dalam konsep waktu dan sejara, tiada lain berisi tentang kejadian masa lampau yang memberikan sebuah pengetahuan, pengalaman serta ilmu buat memperbaiki sebuah sejara untuk cerminan bagi kehidupan. Agar hal yang terjadi yang kurang baik bisa diperbaiki sesuai dengan apa yang diingankan. Dari perjalanan di atas tentang waktu, khususnya konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya.
Periodisasi/pembabakan waktu sejarah Indonesia menurut Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, dibagi menjadi 4 periode, yaitu: zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern. Tetapi secara graris besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Maka dari itu untuk lebih jelasnya kelompok kami akan mengupas lebih dalam lagi tentang konsep waktu dan sejara sesuai dengan kemampuan kami.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa kaitannya tentang waktu dan sejarah ?
2. Bagaimana cara mengaitkan masa lampau dengan masa sekarang ?
3. Apakah perbedaan sosial masa lampau dengan sosial masa sekarang ?
4. Apakah sejara penting bagi kehidupan ?
5. Apakah pengertian sejara itu sendiri ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan waktu dan sejara.
2. Untuk mendeskripsikan cara mengaitkan masa lampau dengan masa sekarang.
3. Untuk mendeskripsikan perbedaan sosial masa lampau dengan sosial masa sekarang.
4. Untuk mengetahui arti penting sejara bagi kehidupan.
5. Untuk mengetahui arti sejara itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP WAKTU DAN SEJARA
2.1 Pengertian waktu dalam sejara
Waktu tentu bukanlah hal yang sangat asing bagi kehidupan masa kini Karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dibatasi oleh waktu. Apakah definisi tentang waktu yang sebenarnya ? Waktu (time) merupakan salah satu konsep dasar sejarah selain ruang (space), kegiatan manusia (human activity). Perubahan (change) dan kesinambungan (continuity). Ia merupakan unsur penting dari sejarah yaitu kejadian masa lalu. Dengan kata lain waktu merupakan konstruksi gagasan yang digunakan untuk memberi makna dalam kehidupan di dunia. Manusia tak dapat dilepaskan dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.
Masyarakat mempunyai banyak pandangan yang relatif tentang waktu, misalkan kalau kita lihat masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan masyarakat Barat, masyarakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang berulang tanpa akhir. Dari perjalanan di atas tentang waktu, khususnya konsep waktu yang lurus, masa lalu perkembangan sejarah manusia akan mempengaruhi perkembangan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Agar waktu dalam setiap peristiwa atau kejadian dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini adalah agar babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya. Contohnya sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam 3 periode yaitu zaman klasik/kuno, zaman pertengahan dan zaman modern.
Tetapi secara garis besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman prasejarah yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
2.2 Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajara”, artinya terjadi. Sedangkan kata “Syajaratun” artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udara yang mempunyai cabang, dahan, dan daun, bunga serta buah. Dalam bahasa Belanda yaitu “geschiedenis” (dari kata geschieden yang berarti terjadi). Dalam bahasa Jerman “geschichte” (dari kata geschiehen yang berarti terjadi). Dalam bahasa Inggris “history” (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui karena penyelidikan) atau mengandung arti belajar dengan cara bertanya. Sedangkan menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Aristoteles seorang filsuf Yunani kata historia berarti penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat gejala alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya.
Menurut Ismaun, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat masa sekarang serta sebagai arah cita-cita masa depan. Menurut Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang pada umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda lain. James Bank, sejarah adalah semua peristiwa masa lampau (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah.
Ada beberapa hal yang dilontarkan oleh kuntowijoyo tentang sejarah, bahwa dapat diartikan menjadi dua macam pengertian, ada diartikan secara negatif ada pula dengan cara positif.
Dalam pengertian tersebut dapat kita simpulkan yang termasuk sejara dalam arti negatif diantaranya :
Sejara itu bukan metos
Sejara itu bukan filsafat
Sejara itu bukan ilmu alam
Sejara itu bukan sastra
Sedangkan dalam arti positif diantaranya :
Sejara adalah ilmu tentang manusia
Sejara adalah ilmu yang mempunyai makna sosial
Sejara adalah ilmu yang tertentu, satu-satunya dan terencana
Sejara ilmu tentang waktu
Maka dari itu sejara pada dasarnya tidak hanya mempunya arti dari segi positifnya saja melainkan dari segi negatif juga ada. Dari pengertian tersebut, sejara juga mempunyai kegunaan tertentu. Guna sejara dalam kehidupan tentu tiada lain sebagai sumber pengetahuan bagi kita untuk mengetahui kejadian masa lampau. Adapula guna sejara secara intrinsik dan juga secara ekstrinsik. Yang termasuk guna sejara intrinsik diantaranya : sejara sebagai ilmu, sejara sebagai cara mengetahui masa lampau dan sejara sebagai pernyataan pendapat. Sedangkan guna sejara ekstrinsik diantaranya : pendidikan moral, sejarah sebagai pendidikan perubahan, dan sejara sebagai pendidikan keindahan.
2.3 Konsep Waktu dan Sejara
Sejara pada dasarnya berkaitan dengan waktu, tentu tidak akan terlepas antara waktu dan sejara. Sejara merupakan tragedi masa lampau yang diceritakan pada masa sekarang. Dari perjalanan masa lampau sampai masa kini tentu memerlukan waktu yang begitu lama, disitlah hubungan sejara dengan waktu. Apalagi dalam sejara dipelajari tentang waktu dalam berinteraksi. Hal ini sudah menjadi konsep waktu dalam sejara yang didalamnya berisi tentang periodisasi dan kronologi.
a) Periodisasi
Periodisasi adalah pembabakan masa atau waktu yang digunakan untuk mengetahui berbagai peristiwa dalam sejarah. Misalkan periodisasi sejara Indonesia. Dalam sejara indonesia tersusun periodisasi antara lain :
1. Prasejarah (jaman batau dan jaman logam )
2. Masuk dan berkembangnya pengaruh budaya India
3. Masuk berkembangnya islam
4. Zaman colonial
5. Zaman pendudukan jepang
6. Revolusi kemerdekaan
7. Masa orde lama
8. Masa orde baru
9. Masa reformasi
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok.
b) Kronologi
Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari kata krono/chrono yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Dengan kata lain kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah. Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya . Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat . Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat) . Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya . Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat . Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat) . Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
\
Mamfaat kronologi adalah sebagai berikut :
Dapat membantu menghindarkan kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu.
Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
Tujuan kronik adalah :
Membantu menghindari terjadinya kerancuan.
Merekontruksi peristiwa sejara dimasa lalu berdasarkan urutan waktu yang dengan tepat.
Menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
Dari segi itu kita dapat mengetahui bahwa konsep waktu dan sejara memang tidak dapat kita pisahkan, karena antara waktu dan sejara saling berkaitan satu sama lain. Sejara pada hakikatnya adalah kejadian masa lampau, sedangkan masa lampau berkaitan dengan waktu dimana kejadian itu terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep waktu dan sejara sudah kita bahas bersama, yaitu antara waktu dan sejara itu saling berhubungan satu sama lain. Namun dari segi itu antara konsep waktu dan sejara ada sebuah preodisasi dan kronologi. Dalam kronologi terdapat beberapa mamfaat.
Mamfaat kronologi adalah sebagai berikut :
Dapat membantu menghindarkan kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu.
Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut, sedangkan Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
Tujuan dari kronik :
Membantu menghindari terjadinya kerancuan.
Merekontruksi peristiwa sejara dimasa lalu berdasarkan urutan waktu yang dengan tepat.
Menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
• http://londo43ver.blogspot.com/2012/09/konsep-waktu-dalam-sejarah.html#ixzz2OeQsbseL.
• Djojo Suradisastra, dkk. (1992). Pendidikan IPS III, Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti.
• Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIPUniversitas Negeri Yogyakarta.
• Husein Achmad, dkk. (1982). Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS IKIP.
RPP dan SILABUS MATEMATIKA
KD. MENJUMLAH DAN MENGURANGKAN BERBAGAI BENTUK PECAHAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Oleh :
Semester III (D)
Andi wapa
201110132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH
SITUBONDO
2011 / 2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI / II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
5.2 Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
C. Indikator
1. Kognitif
Produk:
a. Membandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan..
b. Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan.
c. Melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan.
Proses:
a. Menyelesaikan pertanyaan dalam LKS secara berkelompok, dalam menyelesaikan bentuk pecahan.
b. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
2. Afektif
Perilaku karakter siswa
a. Mengembangkan sikap teliti/tekun saat melakukan diskusi kelompok tentang membandingkan dua pecahan.
b. Mengembangkan sikap rasa ingin tahu saat melakukan diskusi kelompok.
3. Psikomotor
Menngumpulkan data.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
Produk:
Diberikan permasalahan yang berkaitan dengan pengolahan data, siswa dapat mengumpulkan data menggunakan kreatifitasnya sendiri dengan tepat.
Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk persen.
Siswa dapat menentukan pesentase dari banyak benda.
Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal.
Proses:
a. Diberikan pertanyaan dalam bentuk LKS, secara berkelompok siswa menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam LKS dengan berpedoman pada buku siswa dalam melakukan pekerjaan dengan tepat.
2. Afektif
Perilaku karakter siswa
Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab, jujur, kerjasama, dan mendengarkan pendapat teman.
Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: bertanya, menyumbangkan ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, berpikir kreatif dan sistematis.
3. Psikomotor
Diberikan LKS, siswa melakukan penjumlahan, pengurangan berbagai bentuk pecahan.
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Problem Solving
Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Tanya jawab, dan Ceramah
F. Materi Prasyarat
Pengerjaan hitung pecahan.
G. Alat/Bahan
Peralatan tulis menulis dan buku LKS.
H. Materi Pembelajaran
Penyajian dan Pengolahan Data
1. Menyajikan Data.
2. Mengolah Data.
3. Menafsirkan Hasil Pengolahan Data.
I. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (+ 10 menit)
No. Kegiatan Keterlaksanaan Rencana Perbaikan
Guru Siswa
1.
2.
3.
4.
5. Guru menyampaikan salam dan berdoa bersama-sama sebelum KBM dimulai (untuk jam pertama).
Guru mengecek kehadiran siswa.
Apersepsi:
Guru membimbing siswa untuk mengingat kembali tentang membaca data dalam bentuk diagram.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
Orientasi:
Menjelaskan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
Motivasi:
Guru menjelaskan pentingnya memahami penyajian data dalam kehidupan sehari. Siswa menjawab salam dan dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang mewakili.
Siswa menjawab panggilan guru.
Siswa menyebutkan macam-macam diagram.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Kegiatan Inti (+ 55 menit)
No. Kegiatan Keterlak-sanaan Rencana Perbaikan
Guru Siswa
1.
2.
3. Fase 1:
Mengorientasikan siswa pada masalah
Guru membagikan LKS untuk bahan diskusi kelompok.
Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pemahaman konsep mengumpulkan dan menyajikan data.
Fase 2:
Mengorganisir siswa untuk belajar
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok
Guru menjelaskan aturan main kerja kelompok
Fase 3:
Membimbing siswa memecahkan masalah
Guru melakukan pengamatan dan pembimbingan kelompok yang mengalami kesulitan.
Siswa menerima LKS untuk bahan diskusinya, dan menanyakan jika ada hal-hal yang kurang jelas.
Siswa membentuk kelompok belajar dan memperhatikan penjelasan guru tentang tugas kelompok.
Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugasnya.
Penutup (+ 15 menit)
No. Kegiatan Keterlak-sanaan Rencana Perbaikan
Guru Siswa
1.
2.
3.
4. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang baru dilaksanakan.
Guru member tes tulis secara individu.
Guru meminta ketua kelas atau yang mewakili untuk memimpin doa.
Guru mengucapkan salam. Siswa membuat suatu kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Siswa mengerjakan tes tulis secara individu.
Siswa berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas atau yang mewakili.
Siswa menjawab salam.
J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
1. Kurikulum Sekolah (KTSP berkarakter).
2. SI dan SKL Matematika SD (KTSP, Departemen Pendidikan Nasional).
3. Lembar Kerja Siswa.
K. Panilaian Hasil Belajar
Teknik : Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Bentuk Instrumen : Kuis dan Isian.
Instrumen :
Selesaikan Soal-Soal Berikut.
a). 2/5 + 1/3 = . . .
b). 13/4 + 11/3 = . . .
c). 6/7 + 1/4 = . . .
d). 21/2 - 18/12 = . . .
a). 0,73 + 0,65 = . . .
b). 1,418 + 0,8 = . . .
c). 0,954 – 0,271 = . . .
d). 5,27 – 3,415 = . . .
Mengetahui : Situbondo, ………..………
Kepala Sekolah, Guru Kelas,
Nip. 19700307 199512 2 001 Nip. 19700120 199903 1 006
AWAL ISMO WAHID, S.Pd
NIP. 19700120 199903 1 006
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah DasarSMP Negeri 1 Panarukan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VI / II (Genap)
Standar Kompetensi : Menjumlahkan dan Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk Instrumen Instrumen
Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
Pengerjaan Hitung Pecahan.
Membandingkan dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan menggunakan garis bilangan.
Membandingkan dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan menyamakan penyebut.
Menjumlahkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda.
Menjumlahkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda.
Menjumlahkan pecahan desimal.
Mengurangkan pecahan biasa yang penyebutnya berbeda.
Mengurangkan pecahan campuran.
Mengurangkan pecahan desimal.
A. Kognitif
Produk:
1. Menembandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan.
2. Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan.
3. Melakukan pengurangan berbagai bentuk pececahan.
Proses:
1. Menyelesaikan pertanyaan dalam LKS secara berkelompok, dalam mengumpulkan data.
2. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
Tes
Tes Tes Tertulis
Soal Tes
LKS 2x35 Buku Matematika kelas V
Kurikulum Sekolah (KTSP berkarakter)
Lembar Kerja Siswa.
B. Afektif
Perilaku Karakter Siswa
1. Mengembangkan sikap teliti/tekun saat melakukan diskusi kelompok tentang membandingkan dua pecahan .
2. Mengembangkan sikap rasa ingin tahu saat melakukan diskusi kelompok.
Non Tes Observasi Lembar Pengamatan Karakter Siswa
C. Psikomotor
Menngumpulkan data. Non Tes Observasi Lembar Penilaian Psikomotor
Mengetahui : Situbondo, ………………..
Kepala Sekolah, Guru Kelas,
Yustina Titik Riyanti Setya Dwi Jayanti
NIP. 19700307 199512 2 001 NIP. 1970nti0120 199903 1 006
BBM naik RAKYAT menjerit
Oleh : saya sendiri
BBM sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Pada zaman dulu kebutuhan pokok manusia ada tiga macam diantaranya :
Sandang
Papan
Pangan
Sedangkan kebututuhan yang lain merupakan kebutuhan yang sewaktu-waktu bisa kita raih. Namun di era sekarang BBM merupakan kebutuhan pokok yang notabeninya setiap individu sudah menganggap sama. Setiap hari, baik kesekola, kepasar, kekantor maupun kuliah membutukan BBM. Hampir bukan hanya setiap hari setiap waktupun dibutuhkan kalau perlu. Sebagai kebutuhan pokok tentu harus disesuaikan pada penghasilan yang dimiliki masyarakat. Baik cara mendapatkan memang tidak harus sulit karena merupakan kebutuhan pokok. Namun bagaimana jika kebutuhan pokok tersebut ( BBM ) menjadi sulit caraa mendapatkannya ? apakah rakyat akan diam saja dengan berpangku tangan, atau mala santai dengan seperti. Saya rasa 95 % akan gelisa dan mencri cara untuk menjadi gampang cara mendapatkannya.
Dulu saya masih harga BBM kalau dirumah sudah 4000, namun ketika naik ke 6000 wah masyarakat sekitar kalau perlu tidak mau terhadap sesuatu yang masih menyangkut pada BBM. Wajar namanya juga kebutuhan sehari-hari tentu pengen yang irit. Lalu apakah benar kalau BBM naik rakyatpun menjerit ? jawabannya tentu sudah jelas bahwa sudah saya singgung diatas. Namun secara gris besarnya rakyat sangat menolak jika BBM naik begitupun saya. Karena apa jika BBM naik secara langsung kebutuhan yang ada akan naik juga.
Ada beberapa hal sebenarnya yang menjadi PR bagi pemerintah terhadap tugas ini. Bukankah segalah harta dan kekayaan negara adalah bertujuan untuk kemakmuran rakyatnya. Tentu kita pun akan berfikir namun kenapa segala kebijakan tidak merata. Sebenarnya jika tidak mau ada timbul kecemburuan sosial kalau menurut saya pribada kenapa kalau memang menaikkan BBM hanya ingin pendapatan negara tidak ( - ), sebagai pemerintah kan bisa potong gaji pegawai sekian persen agar BBm itu tidak menjadi naik. Saya yakin jika ini terjadi maka ungkapan H.RHOMA IRAMA “ yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin ” sedikit berkurang secara konteks karena rakyat yang miskin sudah bisa membaca kalau sebagian dari gaji pegawai sudah direlakan untuk kepentingan bersama.
Pentingnya berbudaya
Oleh : RA’AS
Dalam keseharian, baik itu berinteraksi dalam bekerja, sekolah, bermain, baik perkuliahan sekalipun. Manusia tidak akan terlepas pada karakteristik yang ia miliki. Meski pada dasarnya manusia sudah berinterasi dengan manusia yang sangat jauh berbeda pribadinya. Misalnya : orang madura dengan orang bali, hal itu tidak akan merubah karakteristik orang madura tersebut meski orang madura sudah lama berinteraksi dengan orang bali. Hanya saja cara berbicara, berpkaian dan lain-lain, sudah banyak menyerap atau ada proses akulturasi. Budaya adalah ciri khas yang dimiliki dari setiap wilaya seperti pengertia dari budaya tersebut.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Jadi sudah jelas bahwa budaya merupakan hasil pikiran manusia itu sendiri.
Pentingnya budaya dalam kehidupan kita, tentu sangat penting sekali karena budaya adalah akal budi atau dalam artian karakteristik masyarakat itu sendiri. Misalnya budaya madura, jawa, bali, batak, dan budaya yang lain. Hal itu sudah menjadi karakteristik tersendiri, keyakinan tersendiri dan kebiasaan tersendiri. Tentu sesuai kesepakatan dan kepercayaan bersama dalam wilaya tersebut. Budaya merupakan hasil pikiran manusia, namun budaya bakan berarti segampangnya bisa dirubah, ataupun bisa diganti dan ditiru oleh masyarakat lain.
Sebagai masyaarakat yang baik tentu harus bisa menjaga budayahnya sendiri. Meski terkadang kita lelai dalam budaya kita sendiri sehingga budaya kita diambil oleh masyarakat lain. Misalnya : budaya batik, di era 2000 an. Penduduk indonesia jika memakai batik mala dikatakan orang yang sudah tua atau kuno. Tapi apa yang terjadi ? setela budaya batik sudah dimiliki negara lain, penduduk indonesia baru sadar betapa pentingnya sebuah budaya. Hal ini sudah jelas bahwa kesadaran diri kita terutama, kurang menyadari dalam menjaga budaya itu sendiri sehingga budaya batik sudah ada yang memilikinya.
Ada beberapa unsyur kebudayaan yang diungkapkan oleh para ilmuan diantaranya :
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
Dari unsyur tersebut muncul beberapa wujud dan komponen kebudayaan :
A.Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
• Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
• Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
• Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
B.Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
• Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
• Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
• Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
• Sistemkepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
• Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
• Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Anda itu hebat
Setiap individu memiliki kemampuan yang luar biasa, hanya saja ada beberpa faktor yang sangat mendorong dalam kemampuan tersebut. Dari itu kami akan membahas bagaimana caranya menggunakan kemampuan yang dimiliki oleh diri kita. Hal ini kami ambil dari buku karangan ary ginanjar yang berjudul ESQ. Dalam bukunya sudah jelas bahwa tidak ada yang tidak mungkin ketika kita mampu merubahnya seperti yang dikatakan dalam alqur an bahwa “ allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka berusaha dengan sendirinya “. Jadi diri kitalah yang menjadi penentu kesuksesan diri kita sendiri.
Individu atau perorangan adalah sosok makhluk yang sangat sempurna ketimbang makhluk-makhluk yang lain. Tentu wajar saja jika kemampuan disetiap manusia sangat luar biasa. Namun, ada beberapa hal yang perlu kita sadari dan kita renungi dalam menjalani kehidupan. Terkadang jika seseorang mempunyai masalah, Misalnya mendapat nilai jelek disekolah, ada tugas yang belum terselesaikan, atau berkenaan dengan Cinta. orang tersebut pasti mengalami : drop, pusing, sakit, bahkan sampek mau bunuh diri. Hal itu disebabkan tidak ada keseimbangan dalam diri manusia tersebut.
Namun ada beberapa cara untuk menyikapi kejadian seperti itu. Pada dasarnya hidup memang selalu ada masalah. Meski orang akan tinggal digua sekalipun, pasti orang tersebut tidak akan terlepas dalam masalah. Karena apa, manusia hidup ini memang sebagai khalifa yang harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada didunia.
Ada beberapa kecerdasan dalam mengatasi sebuah masalah. Meraih kesuksesan memang butuh kerja hebat, mempertahankan kesuksesan butuh kerja cermat. Bukan tak mungkin, pikiran yang positif akan ronktok dikemudian hari. Itu sangat manusiawi, tak ada yang salah dengan hal itu. Yang salah adalah menyerah dan tidak mengatasi kesalahan tersebut. Dari segi itu kita butuh mengarahkan kecerdasan yang kita miliki.
Ada beberapa kecerdasan yang dimiliki manusia diantaranya : kecerdasan sepiritual, kecerdasa emosional dan kecerdasan intelektual. Tiga kecerdasan tersebut sangat mempengaruhi perilaku manusia dalam mengambil sikap. Pembentukan karakter, pembentukan kepribadian, dan lain-lain. Apabilah dalam kecerdasan tersebut ada yang pincang dalam menggunakan, misalnya salah satu dari kecerdasan tersebut diabaikan. Maka akan terjadi kegelisahan dalam menjalani kehidupan. Sulit dalam menyelesaikan masalah, selalu berfikir negatif dan lain-lain.
Ketika manusia sulit dalam menyelesaikan masalah, putus asa dalam mengulang kegagalan yang akan ia raih, hal itu disebabkan karena tidak searah dalam menggunakan kecerdasan tersebut. Karena apa setiap yang kita fikirkan secara terus menerus akan benar-benar terjadi meski fikiran yang negatif sekalipun. Maka berfikirlah positif terhadap masalah apapun, karena kesuksesan tergantung pada diri kita.
Senin, 24 Juni 2013
Istilah
teknologi
Penggunaan
istilah 'teknologi' (bahasa Inggris:
technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun
terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris,
dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni
berguna.[1] Istilah ini seringkali
dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut
Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861).[2] Istilah technology mulai
menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology
berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai
oleh Thorstein
Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa
lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang
saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua istilah itu biasa
diterjemahkan sebagai technology. Pada dasawarsa 1930-an, technology
tidak hanya merujuk pada 'pengkajian' seni-seni industri, tetapi juga pada
seni-seni industri itu sendiri.[3] Pada tahun 1937, seorang sosiolog
Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines,
utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and
transporting devices and the skills by which we produce and use them
("teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata,
perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan
keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu").[4] Definisi yang diajukan Bain masih
lazim dipakai oleh kaum terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial.
Tetapi ada juga definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi
sebagai sains terapan, khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur,
meskipun sebagian besar ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak
definisi ini.[5] Yang lebih baru, para kaum
terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa, technique, untuk
memperluas makna technology ke berbagai macam bentuk nalar instrumental,
seperti dalam karya Foucault
tentang techniques de soi, yang diterjemahkan sebagai technologies of
the self atau teknologi diri.
Kamus-kamus dan
para sarjana telah memberikan berbagai macam definisi. Kamus Merriam-Webster memberikan definisi
"technology" sebagai the practical application of knowledge
especially in a particular area (terapan praktis pengetahuan, khususnya
dalam ruang lingkup tertentu) dan a capability given by the practical
application of knowledge (kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis
pengetahuan).[6] Ursula
Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of
Technology", memberikan definisi lain konsep ini; yakni practice, the
way we do things around here (praktis, cara kita memperbuat ini semua di
sekitaran sini).[7] Istilah ini seringkali digunakan
untuk mengimplikasikan suatu lapangan teknologi tertentu, atau untuk merujuk teknologi
tinggi atau sekadar elektronik konsumen,
bukannya teknologi secara keseluruhan.[8] Bernard
Stiegler, dalam Technics
and Time, 1, mendefinisikan technology dalam dua cara:
sebagai the pursuit of life by means other than life (pencarian
kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar hidup), dan sebagai organized
inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun rapi).[9]
Secara umum,
teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang
diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu
nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah
yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar
angkasa atau pemercepat partikel.
Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam
definisi teknologi ini.[10]
Kata
"teknologi" juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik.
Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang
bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk
yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan
keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat,
dan bahan mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti "teknologi
medis" atau "teknologi luar angkasa", ia merujuk pada keadaan
pengetahuan dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing. "Teknologi
state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk
pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat
dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan.[11] Selain itu, teknologi adalah
terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti
yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi
interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan
sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya budaya dunia maya yang
berbasis pada perkembangan Internet dan komputer.[12] Tidak semua teknologi
memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi dapat juga membantu
mempermudah penindasan
politik dan peperangan melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu
kegiatan budaya, teknologi memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan
beberapa aspek kerja keras teknologis.
Pengertian dan Fungsi Rencana Pelajaran
dan strategi penyusunan
1.
Komponen RPP
Pada
hakekatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan tindakan apakah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran, baik oleh
pengajar maupun perserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah
ditetapkan. Dalam RPP harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh
peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan
bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana pengajar mengetahui bahwa peserta
didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebutlah yang
merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap RPP.
RPP
terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.
Komponen program mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar. Dengan demikian, RPP pada
hakekatnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang
saling berhubungan serta berinteraksi satu denganlainnya, dan memuat
langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu membentuk
kompentensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun format RPP yang telah
dirumuskan dalam berbagai kajian di Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas
Sebelas Maret (LPP UNS) terlampir dalam panduan ini, dengan komponen RPP
seperti tersebut di bawah ini.
1. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus
jelas. Semakin kongkrit kompetensi akan semakin mudah diamati, dan akan semakin mudah atau
semakin tepat pula merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai kompetensi tersebut. Perlu diketahui bahwa beberapa materi standar
mungkin memiliki lebih dari satu KD. Disamping itu, perlu ditetapkan pula fokus
kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran.
Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi pengajar dalam menentukan materi
standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk
membentuk kompetensi peserta didik.
2. Materi standar
Materi
standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta didik harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional,
praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi,
dan daerah.
3. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dan
peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi standar yang telah direncanakan
oleh pengajar. Urutan kegiatan pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran
yang telah ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap PENDAHULUAN,
tahap PENYAJIAN, dan tahap PENUTUP.
4. Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh,
memberi latihan dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada peserta didik. Tidak
semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi
tertentu. Oleh karena itu harus dipilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai
contoh metode pembelajaran yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi,
tanya jawab, simulasi, studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, bermain
peran dan lainlain.
5. Media Pembelajaran
Segala
sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/informasi dari sumber
pesan/informasi ke penerima pesan/informasi disebut media pembelajaran.Jadi
dengan adanya media peserta didik dapat melihat, membaca, mendengarkan atau
ketiganya sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang disampaikan oleh pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat
elektronik, gambar, buku dan sebagainya. Sedangkan alat pembelajaran adalah benda-benda atau
alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran sehingga
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Alat-alat itu tidak disebut media pembelajaran karena
tidak dimaksudkan untuk membawa pesan.
6. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan untuk penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa
dosen (sebagai nara sumber), buku teks, jurnal
ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain.
7. Alokasi Waktu
Jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta
didik untuk menyelesaikan
setiap langkah pada urutan tahap Kegiatan Pembelajaran.
2. Cara Penyusunan RPP
Perlu
diperhatikan bahwa untuk menyusun RPP pengajar perlu menentukan batas lingkup
materi sub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali pertemuan
dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya. Bila suatu sub pokok bahasan
dalam silabus membutuhkan waktu lebih dari sekali pertemuan atau beberapa kali
pertemuan, maka sub pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal ini tidak
mungkin, karena akan mengganggu keutuhan materi, maka dapat dibuat satu RPP
yang digunakan untuk dua kali pertemuan atau lebih. RPP harus disusun secara
sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan
penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan
demikian RPP dapat berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. RPP hendaknya disusun secara sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta
didik.
Berikut ini
langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam penyusunan RPP suatu mata kuliah
atau blok mata kuliah:
1. Identifikasi Mata Kuliah atau Blok Mata
Kuliah
Tuliskan identitas Program studi, nama
mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata kuliah,
bobot SKS, semester (bersumber pada kurikulum yang sudah ada).
2. Perumusan Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan rumusan SK dari setiap mata
kuliah yang didasarkan pada tujuan akhir dari mata
kuliah tersebut. Tuliskan
dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat silabusnya).
3. Perumusan Kompetensi Dasar (KD)
Tuliskan rumusan KD yang merupakan
penjabaran dari SK dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat
silabusnya). Tuliskan satu KD pada setiap RPP untuk satu kali pertemuan atau
lebih.
4. Perumusan Indikator
Tuliskan indikator sebagai penjabaran dari
KD dengan kata kerja operasional. Kata kerja operasional pada rumusan indikator
dapat dirinci sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan dapat ditulis secara
terpisah antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat silabusnya).
5. Penentuan Tahap Pembelajaran
Urutan tahap pembelajaran terdiri dari
komponen Pendahuluan, Penyajian, dan Penutup. Pendahuluan merupakan tahap awal
kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar secara mental
siap mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. Pada tahapan ini
berisi penjelasan ringkas materi yang akan dikaji, keterkaitan materi kajian
dengan materi sebelumnya atau dengan praktek keseharian (apersepsi), dan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
Tahap penyajian merupakan tahapan utama
dalam pembelajaran, di dalamnya berisi uraian, contoh, diskusi atau latihan
tentang materi yang dikaji. Sedangkan tahap Penutup merupakan tahapan akhir
suatu pembelajaran. Pada tahap Penutup ini digunakan untuk
memberikan penegasan, ringkasan, penilaian maupun tindak lanjut tentang materi
yang dikaji tersebut.
6. Penentuan Kegiatan Pembelajaran
Tuliskan berbagai kegiatan utama yang
harus dilakukan oleh pengajar maupun peserta didik selama proses pembelajaran
yang akan dilakukan, yang mampu menggambarkan strategi pembelajaran.
7. Pemilihan Metode Pembelajaran
Tentukan metode pembelajaran yang akan
diterapkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik selama
proses pembelajaran, mulai dari tahap Pendahuluan, Penyajian sampai tahap
Penutup. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan KD yang
ingin dicapai, karena tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan
dalam mencapai tujuan KD tertentu.
8. Pemilihan Media Pembelajaran
Tuliskan media yang akan digunakan dalam
melaksanakan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode
pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat
menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan mempermudah untuk mencapai
KD yang telah ditetapkan.
9. Penentuan Sumber Belajar
Tuliskan sumber belajar yang akan
digunakan (didasarkan pada relevansi, konsistensi, dan edukuasi). Adapun yang
dimaksud sumber belajar adalah buku-buku rujukan atau referensi berupa buku
teks, jurnal, laporan penelitianatau bahan ajar lainnya. Sumber belajar juga
dapat berupa manusia, misalnya dosen, peserta didik atau obyek lainnya tempat
asal informasi diperoleh, atau sebagai nara sumber.
10. Alokasi Waktu
Tuliskan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap
Pembelajaran yaitu : Pendahuluan, Penyajian, dan Penutup. Porsi terbesar adalah
tahap Penyajian, yaitu antara 80-90 % dari keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Sedangkan Pendahuluan biasanya hanya membutuhkan 5 %, dan Penutup memerlukan
10-15 % dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk pembelajaran.
Makna globalisasi terhadap kehidupan
Dikehidupan
era globalisasi yang kita rasakan pada saat ini, kita dilhirkan dan hidup
didalam masyarakat yang kaya akan tradisi, budaya, nilai,sikap dan adat
istiadat. Dunia ini kaya akan keberbedaan ( diversity ) dan keragaman (
multiplicity) tantang pandangan, bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan
sebagainyayang menadikan kita semua sebagai mahluk yang unik. Dalam
perkembangan kita mengalami kemajuan yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan
zaman. Wawasan nusantara misalnya, merupakan pandangan modern yang dilihat
bukan perbedaan tetapi persamaan, bukan terpisahkan tapi terhubungkan.
Pandangan modern seperi itu
menjadikan dunia semakin sempit, yang didukung oleh imtek yang semakin hari
semakin maju, terutama dibidang komonikasi dan informasi. Dengan demikian ada
kecenderungan bahwa dalam kehidupan kita tidak ada lagi batas-batas negara
secara tradisional membatasi hubungan antara manusia satu negara dengan negara
lain.
Kehidupan masa kini tentu selalu
cenderung seiring dengan kemajuan yang sangat pesat, terutama cara
berinteraksi, cara berkomonikasi, baik cara-cara yang lain yang harus kita
jalana. Di era globalisasi saat ini yang dimaksud batas-batas negara yang tidak
ada lagi, ialah dimana kehidupan yang dijalani sudah sama sekali tidak ada
aturan yang sangat mengikat. Dalam artian kebebasan dalam segalah hal sudah
dimana-mana.
Di era globalisasi saat ini semua
kehidupan sudah baru dan maju, tentu setiap aktivitas yang kita lakukan tentu harus berbuah ilmiah
agar kehidupan kita dalam keseharian sangat bermakna bagi orang lain.
Globalisasi terjadi melalui berbagai
saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c. Pendidikan formal di sekolah.
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.
Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Teknologi yang rumit dan mahal.
b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
c. Pendidikan formal di sekolah.
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)