Sabtu, 29 Juni 2013

BBM naik RAKYAT menjerit Oleh : saya sendiri BBM sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Pada zaman dulu kebutuhan pokok manusia ada tiga macam diantaranya :  Sandang  Papan  Pangan Sedangkan kebututuhan yang lain merupakan kebutuhan yang sewaktu-waktu bisa kita raih. Namun di era sekarang BBM merupakan kebutuhan pokok yang notabeninya setiap individu sudah menganggap sama. Setiap hari, baik kesekola, kepasar, kekantor maupun kuliah membutukan BBM. Hampir bukan hanya setiap hari setiap waktupun dibutuhkan kalau perlu. Sebagai kebutuhan pokok tentu harus disesuaikan pada penghasilan yang dimiliki masyarakat. Baik cara mendapatkan memang tidak harus sulit karena merupakan kebutuhan pokok. Namun bagaimana jika kebutuhan pokok tersebut ( BBM ) menjadi sulit caraa mendapatkannya ? apakah rakyat akan diam saja dengan berpangku tangan, atau mala santai dengan seperti. Saya rasa 95 % akan gelisa dan mencri cara untuk menjadi gampang cara mendapatkannya. Dulu saya masih harga BBM kalau dirumah sudah 4000, namun ketika naik ke 6000 wah masyarakat sekitar kalau perlu tidak mau terhadap sesuatu yang masih menyangkut pada BBM. Wajar namanya juga kebutuhan sehari-hari tentu pengen yang irit. Lalu apakah benar kalau BBM naik rakyatpun menjerit ? jawabannya tentu sudah jelas bahwa sudah saya singgung diatas. Namun secara gris besarnya rakyat sangat menolak jika BBM naik begitupun saya. Karena apa jika BBM naik secara langsung kebutuhan yang ada akan naik juga. Ada beberapa hal sebenarnya yang menjadi PR bagi pemerintah terhadap tugas ini. Bukankah segalah harta dan kekayaan negara adalah bertujuan untuk kemakmuran rakyatnya. Tentu kita pun akan berfikir namun kenapa segala kebijakan tidak merata. Sebenarnya jika tidak mau ada timbul kecemburuan sosial kalau menurut saya pribada kenapa kalau memang menaikkan BBM hanya ingin pendapatan negara tidak ( - ), sebagai pemerintah kan bisa potong gaji pegawai sekian persen agar BBm itu tidak menjadi naik. Saya yakin jika ini terjadi maka ungkapan H.RHOMA IRAMA “ yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin ” sedikit berkurang secara konteks karena rakyat yang miskin sudah bisa membaca kalau sebagian dari gaji pegawai sudah direlakan untuk kepentingan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar